Mongsimaca (Monggo, Silakan, Mados Nopo, Cari Apa) sebagai Wujud Maksim Kesederhanaan dalam Transaksi di Pasar Tradisional

Authors

  • Rury Amrilatus Syaida Program Studi Pendidikan Bahasa Indonesia, Universitas PGRI Adi Buana Surabaya
  • Tri Indrayanti Program Studi Pendidikan Bahasa Indonesia, Universitas PGRI Adi Buana Surabaya

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan bentuk-bentuk penggunaan kata Mongsimaca (monggo, silakan, mados nopo, cari apa) sebagai wujud dari maksim kesederhanaan di pasar tradisional Surabaya. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif kualitatif. Data dalam penelitian ini berupa kata, kalimat atau klausa dari tuturan masyarakat di Pasar Pucang, Pasar Pagesangan, Pasar Turi, Pasar Manukan, dan Pasar Genteng. Sumber data dari penelitian ini adalah tuturan masyarakat di pasar tradisional Surabaya. Teknik pengumpulan data dari penelitian ini adalah teknik rekam, simak, dan catat. Teknik analisis data dengan cara transkrip hasil rekaman, klasifikasi, pemberian kode data, dan menyimpukna hasil analisis. Hasil dari penelitian ini adalah penjual di pasar tradisional Surabaya banyak menggunakan kata Mongsimaca (monggo, silakan, mados nopo, cari apa) dengan tujuan untuk menarik perhatian pembeli dan berharap dagangannya laku. Di pasar tradisional, penjual berlomba-lomba merendahkan hatinya agar pembeli nyaman belanja di pasar tersebut. Penjual juga menggunakan kata-kata yang sopan meskipun dengan orang yang tidak dikenal.

Kata Kunci: Maksim Kesederhanaan; Pasar Tradisional Surabaya

Downloads

Download data is not yet available.

Downloads

Published

2024-07-31

How to Cite

Rury Amrilatus Syaida, & Tri Indrayanti. (2024). Mongsimaca (Monggo, Silakan, Mados Nopo, Cari Apa) sebagai Wujud Maksim Kesederhanaan dalam Transaksi di Pasar Tradisional . Seminar Nasional Hasil Riset Dan Pengabdian, 6, 938–944. Retrieved from https://snhrp.unipasby.ac.id/prosiding/index.php/snhrp/article/view/998