Penerapan Biopredator sebagai Penurunan Jumlah Larva Nyamuk Aedes aegypti untuk Pencegahan Wabah DBD (Demam Berdarah Dengue) di Dusun Semawut Desa Balongbendo Kab. Sidoarjo
Abstract
Demam Berdarah Dengue (DBD) merupakan salah satu penyakit endemik di Indonesia dengan manifestasi klinis antara lain trombositopenia, hematokrit yang rendah, panas tinggi, petekia, kekurangan cairan, perdarahan, bahkan kematian. Sidoarjo merupakan salah satu kabupaten di Jawa Timur yang memiliki jumlah kasus DBD yang tinggi karena kurangnya sanitasi lingkungan sehingga upaya pemerintah dalam pencegahan dilakukan dengan fogging selain 3M. Fogging memiliki efek samping karena kandungan asap berupa insektisida yang justru membahayakan sehingga akan berdampak pada penyakit lain. Salah satu desa yang melakukan pencegahan tersebut yaitu di desa Balongbendo saat musim hujan ini. Berdasarkan hasil permasalahan didapatkan sanitasi lingkungan yang kurang baik dan kurangnya kesadaran masyarakat dalam pencegahan DBD sehingga kami menawarkan solusi yang ramah lingkungan yakni berupa penerapan biopredator menggunakan ikan cupang (Betta splendens) dan tanaman sereh untuk menurunkan jumlah larva nyamuk dalam pencegahan DBD (demam berdarah). solusi yang kami tawarkan tidak terlepas dari metode pelaksanaan yang kami gunakan. Metode yang akan dipakai adalah edukasi penyuluhan mengenai fisiologi nyamuk, gejala, penanganan DBD, pengenalan biopredator sistem, edukasi penyuluhan budidaya ikan cupang. Kemudian kami juga menggunakan metode pemberdayaan dimana masyarakat mulai menerapkan biopredator system sehingga kegiatan fogging tidak dilakukan kembali dan permasalahan DBD dapat teratasi.
Kata kunci: pemberdayaan, biopredator, ikan cupang, Aedes aegypti, demam berdarah.
Downloads
Downloads
Published
How to Cite
Issue
Section
License
Copyright (c) 2019 SNHRP
This work is licensed under a Creative Commons Attribution-ShareAlike 4.0 International License.