REPRESENTASI WACANA NEW MUSEOLOGY PADA MUSEUM RADYAPUSTAKA SURAKARTA

Authors

  • Badra Sugara Program Studi S2 Kajian Budaya, Universitas Sebelas Maret, Indonesia
  • Warto Program Studi S2 Kajian Budaya, Universitas Sebelas Maret, Indonesia
  • Titis Srimuda Pitana Program Studi S2 Kajian Budaya, Universitas Sebelas Maret, Indonesia

Abstract

Modernisasi menuntut museum untuk melakukan banyak perubahan. Hal ini merupakan suatu pilihan bahwa berkembangnya zaman menjadi hal yang tidak bisa dihindari dan harus diikuti untuk keberlangsungan museum termasuk Museum Radyapustaka Surakarta. New Museology menjadi alternatif yang muncul sebagai wacana modernisasi dalam pengelolaan museum. New museology muncul dengan tujuan memperkenalkan filosofi baru seputar fungsi museum serta perubahan hubungan antara museum, masyarakat dan komunitas. Adanya peran serta masyarakat merupakan salah satu pembeda antara new museum (new museology) dengan traditional museum. Secara tidak langsung Museum Radyapustaka Surakarta telah menerapkan paradigma new museology dalam pengelolaannya. Salah satu contoh adalah pameran imersif yang memadukan konsep pendekatan tradisional museum dengan new museum. Pameran tersebut menunjukkan bahwa ekslusifitas pada koleksi yang menjadi ciri dari traditional museum menjadi hilang karena pada pameran tersebut lebih menekankan pada tema dan pesan yang disampaikan kepada pengunjung atau masyarakat. Ini yang menjadi ciri dari new museum sebagai penerapan wacana new museology di Museum Radyapustaka Surakarta.

Kata kunci: Museum; New Museology; Radyapustaka; Modern; Wacana

Downloads

Download data is not yet available.

Downloads

Published

2024-07-10

How to Cite

Badra Sugara, Warto, & Titis Srimuda Pitana. (2024). REPRESENTASI WACANA NEW MUSEOLOGY PADA MUSEUM RADYAPUSTAKA SURAKARTA. Seminar Nasional Hasil Riset Dan Pengabdian, 6, 1117–1128. Retrieved from https://snhrp.unipasby.ac.id/prosiding/index.php/snhrp/article/view/1173