PENGARUH PERILAKU KEWIRAUSAHAAN TERHADAP KINERJA USAHATANI KOPI ARABIKA DI KABUPATEN KARO

Abstract

Salah satu komoditas perkebunan yang berperan penting dalam perekonomian dan memiliki pasar ekspor yang tinggi adalah kopi. Disisi lain, peluang ekspor kopi Indonesia masih sangat besar. Akan tetapi, peluang tersebut belum dimanfaatkan secara baik oleh petani kopi di Indonesia. Salah satu penyebab yaitu masih rendahnya kompetensi petani dalam penguasaan teknologi seperti pembibitan, budidaya, pascapanen dan akses terhadap informasi pasar yang masih rendah. Untuk itu, perlu dilakukan peningkatan perilaku kewirausahaan yang akan berdampak terhadap meningkatnya kinerja usahatani kopi di Indonesia. Penelitian ini bertujuan untuk (1) mengidentifikasi karakteristik petani
kopi; (2) menganalisis pengaruh karakteristik individu dan faktor lingkungan terhadap perilaku kewirausahaan petani kopi, dan (3) menganalisis pengaruh faktor lingkungan dan perilaku kewirausahaan terhadap kinerja usahatani kopi. Pengambilan sampel dilakukan dengan metode
simple random sampling, dengan jumlah sampel petani kopi sebanyak 120 orang. Data yang diperoleh kemudian dianalisis dengan menggunakan SmartPLS versi 3.0. Hasil pengujian dengan SEM-PLS menunjukkan bahwa faktor individu terdiri dari peningkatan skala usaha, motivasi berprestasi dan persepsi terhadap usaha, dan dapat meningkatkan perilaku kewirausahaan. Sedangkan faktor lingkungan yang terdiri atas bahan input, penyuluhan, bantuan modal, promosi, regulasi, kekompakan di antara petani, dan akses informasi secara signifikan berpengaruh negatif. Perilaku kewirausahaan secara signifikan berpengaruh positif terhadap kinerja usaha, artinya bahwa ketekunan, ketanggapan terhadap peluang usaha, inovatif, keberanian mengambil risiko dan kemandirian dalam menjalankan usahatani kopi berperan penting dalam peningkatan kinerja usaha. Dengan demikian, untuk meningkatkan perilaku kewirausahaan petani kopi arabika, pemerintah
perlu memberikan dukungan berupa fasilitas yang sesuai dengan apa yang dibutuhkan oleh petani, pembangunan pasar untuk memperpendek rantai pasar, dan penyediaan benih berkualitas sesuai dengan preferensi pasar, regulasi harga yang tetap dan tidak berubah.